Dampak Virus Corona, Satu Keluarga di Banten Kelaparan: Dua Hari Tidak Makan, Belum Ada Bantuan

Pasangan Khalid dan Yuli, keluarga di Banten yang mengahrukan karena telah dua hari menahan lapar akibat terdampak pandemi Virus Corona.

Dampak pandemi Virus Corona kini kian nyata dirasakan oleh masyarakat luas.

Khususnya masyarakat menengah ke bawah yang setiap harinya mengandalkan penghasilan harian.

Baca Juga

Seperti yang terjadi pada satu keluarga di Banten yang mengaku kelaparan akibat terdampak Virus Corona.

Mereka adalah pasangan Kholid dan Yuli yang menjalani hari-hari menyedihkan selama status KLB Provinsi Banten.

Yuli tak kuasa menahan tangisnya saat dikunjungi wartawan dan ditanya keadaannya.

Sambil menangis tersedu-sedu menggendong anaknya, Yuli mengaku telah dua hari menahan lapar karena tidak ada penghasilan.

"Sudah berapa hari nggak makan?" tanya wartawan Kompas TV, Senin (20/4/2020).

"Dua hari om. Cuma diam aja, sampai saya sedih, abah nyuruh sabar ya ma sambil dielus-elus," kata Yuli yang tak tahan membendung air mata.

Yuli dan Khalid sebelumnya sempat mengajukan diri sebagai penerima bantuan saat Corona, namun ditolak.

Pasalnya, diirinya dianggap masih menerima gaji dari dinas.

"Belum ada, saya udah ngajuin, kalau yang masih dapat gaji mah enggak dikasih tambahnya, enggak di-acc (diterima) katanya," ungkap Yuli.

Yuli mengaku, dirinya hanya seorang pegawai lepas yang dibayar per hari.

Dalam satu hari, Yuli hanya mendapatkan upah sebesar 25 ribu rupiah.

Untuk mengganjal lapar, keluarga tersebut biasanya hanya mengganjalnya dengan air putih.

"Jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk 25 ribu, kalau sakit enggak dikasih. Kemarin aja mertua meninggal enggak masuk dipotong," ujar Yuli.

Sementara itu, suami Yuli, Kholid hanyalah bekerja sebagai seorang pemulung.

Setiap hari, ia mencari barang bekas untuk bisa dijual kembali.

Yuli juga mengaku, untuk menebus ijazah milik anaknya yang besar saja harus meminta banduan Bandan Amil Zakat Nasional (Baznas).

"Anak yang gede aja mau ambil ijazah saya minta bantuan dari Baznas," terangnya.

Gubernur Banten, Wahidin Halim akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Tangerang Raya mulai Sabtu (18/4/2020).

Wahidin Halim menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) mengizinkan kegiatan industri tetap berjalan.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tv One pada Jumat (17/4/2020), meski mengizinkan, Wahidin Halim meminta agar perusahaan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Selain itu, ia juga meminta perusahaan melakukan rapid test selama berkala.

Jika ada yang positif Covid-19, maka pabrik harus tutup sementara selama 14 hari.

"Industri tetap kita izinkan sepanjang mereka menggunakan protokoler kesehatan, bahkan kita syaratkan bahwa mereka harus lakukan rapid test secara berkala."

"Juga kalau ada yang positif mereka harus hentikan selama 14 hari, yang berikutnya tetap melakukan social distancing," jelas Wahidin.

Wahidin meminta agar perusahaan mengatur jarak antar orang dan pengaturan ulang jam kerja,

Ia mengatakan karyawan harus bekerja secara bergantian dalam dua hari.

Jika tidak ia tak segan menutup pabrik tersebut.

"Jarak masuknya, tempatnya juga harus pakai jarak, ada perubahan dalam shift, artinya mereka bekerja diatur jadi tidak terjadi penumpukan pada waktu masuk maupun di ruangan pabrik di ruangan kerja."

"Yang tadinya misalnya mereka berturut-turut tiap hari tapi ada dua hari waktunya jadi itu yang kita minta, kalau tidak ya kita akan tutup," imbaunya.

Ia masih memperbolehkan industri tetap buka agar tak menambah angka pengangguran di Tangerang.

"Karena apa karena pendekatannya ini kan pendekatan sosial kalau itu banyak, walaupun sebenrnya industri sudah ada 980 industri yang ada di Tangerang itu sudah merumahkan bahkan mem-PHK kan secara terbatas pada karyawannya."

"Bahkan sudah melakukan pendekatan dengan mengatur jam-jam operasional, jam kerjanya, dengan mengatur shift, dengan mengatur waktu jam kerja dan lain sebagainya," ceritanya.

Wahidin menuturkan industri yang boleh dibuka tidak terbatas di sektor-sektor tertentu.

"Iya sementara ini kita masih berlakukan untuk seluruh industri yang ada di Banten karena kita melihat dari sisi pekerjanya, Tangerang Banten sudah nomor satu penganggurannya," ucapnya.

Dengan diizinkannya industri beroperasi, Wahidin mengatakan bahwa evaluasi tetap dijalankan.

"Kita harap dengan kita izinkan atau ada kegiatan industri tidak menambah persoalan sosial, tapi ini juga kita perlakukan secara ketat, kita lakukan evaluasi selama lima hari nanti bagaimana perkembangannya," jelasnya.

Sumber : https://wow.tribunnews.com

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Dampak Virus Corona, Satu Keluarga di Banten Kelaparan: Dua Hari Tidak Makan, Belum Ada Bantuan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel